Niat Puasa Rajab yang Akan Jatuh Pada 25 Februari 2020
Puasa Rajab merupakan salah satu ibadah sunnah dalam agama Islam. Sesuai dengan namanya, puasa ini dilakukan pada bulan Rajab atau bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriah dan penanggalan Jawa. Banyak keutamaan jika melaksanakan puasa rajab.
Kemudian pada tanggal 27 Rajab diperingati juga Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW oleh seluruh umat Islam. Berikut ulasan puasa Rajab beserta niatnya dikutip dari berbagai sumber:
Bulan Rajab
Abu Bakar al-Warraq al-Balkhi rahimahullah dan sebagian ulama lainnya mengutarakan bahwa, bulan Rajab adalah bulan bertanam. Sedangkan Syaban adalah bulan pengairan tanaman. Kemudian pada Ramadhan adalah bulan panen tanaman. Dalam kitab Latha'ifu al-Maarif fima limawasim al-am min al-Wadza'if
Sebagai bulan yang dipercaya memiliki rahmat, beberapa umat Islam berusaha menunaikan puasa pada bulan tersebut. Puasa Rajab memiliki persamaan dengan puasa yang lain, hanya waktu pelaksanaannya saja yang berbeda.
Meski sebenarnya umat Islam tidak diperbolehkan puasa pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Seperti yang tertuang dalam hadits oleh Abu Hurairah yang mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jumat kecuali jika ia berpuasa pula pada hari sebelum atau sesudahnya. (HR. Bukhari no. 1849 dan Muslim no. 1929).
Sebab tertentu dibolehkannya pada ketiga hari tersebut, apabila bertepatan dengan hari puasa Daud, puasa Rajab, Ramadhan, dan puasa hari Bidh.
Pada dalil yang lain seperti yang diceritakan oleh Ummu Salamah, bahwa Rasulullah SAW banyak berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad. Beliau pun berkata, Kedua hari tersebut adalah hari raya orang musyrik, sehingga aku pun senang menyelisihi mereka.
Diriwayatkan oleh Al-Nasai. Hadist dengan redaksi ini dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah. Tidak diperbolehkan puasa sunnah pada hari Sabtu tanpa mengikutinya dengan hari lain yang kemudin terdapat rukhsah.
Waktu Pelaksanaan Puasa Rajab
Awal bulan Rajab, yakni tanggal 1 berada tepat pada hari Selasa 25 Februari 2020. Apabila ingin mendapatkan keuntungan dari bulan Rajab, dapat diisi sebulan penuh dengan memperbanyak dzikir dan doa. Serta menunaikan puasa di awal bulan dengan waktu Senin atau Kamis.
Kemudian pada pertengahan bulan atau pada hari bidh (tanggal 13, 14, dan 15 Rajab), serta akhir bulan Rajab. Bisa pula menunaikan melalui puasa Senin dan Kamis setiap minggunya. Wallahualam
Bacaan Niat Puasa Rajab
Bacaan niat puasa Rajab yang bisa Anda ucapkan pada malam hari nanti (24/02) sebagai berikut,
NAWAITU SHOUMA GHADIN AN ADA-I SUNNATI ROJABA LILLAHI TAALA
Artinya : Aku berniat puasa sunah Rajab besok hari karena Allah Taala.
Apabila nanti malam Anda terlupa untuk mengucapkan bacaan niat puasa Rajab, dapat membaca pada hari Selasa pagi sebelum Zuhur tiba (25/02), yakni :
NAWAITU SHOUMA HAZAL YAUMI AN ADA-I SUNNATI ROJABA LILLAHI TAALA
Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah Taala.
Keutamaan Puasa Rajab
Banyak keutaman dari puasa Rajab ketika melaksanakannya. Di antaranya ialah;
1. Dihidangkan Minuman di Surga
Anas bin Malik, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda : Sesungguhnya di Surga ada suatu sungai bernama rajab, warnanya lebih putih dari susu, rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa sehari dalam bulan Rajab, maka akan diberi minum oleh Allah dari sungai itu. (HR. Bukhori dan Muslim)
2. Diampuni Segala Dosa
Nabi Muhammad SAW bersabda: Bulan Rajab adalah bulan permohonan pengampunan bagi umatku, maka hendaklah mereka memperbanyak istighfar di dalamnya. Yakni: Astaghfirullaha Wa Atuubu Ilaihi (Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya).
3. Waktu yang Mustajab untuk Berdoa
Rasulullah pernah ditanya, Berpuasa pada bulan apakah yang lebih baik selain bulan Ramadhan? beliau menjawab: Berpuasalah pada bulan Allah, yakni bulan yang tuli. Dalam riwayat lain dikatakan bulan yang melimpah.
Bulan Rajab dipercaya sebagai bulan yang penuh rahmat dari Allah SWT, sehingga kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa di waktu yang mulia, serta mustajab tersebut. Bulan Syaban juga dipercaya sebagai bulan yang mulia.
4. Mendapat Kemuliaan yang Istimewa
Sejumlah sahabat) ridhwanullahi alaihim (menyatakan makruh puasa) bulan (Rajab sebulan penuh agar tidak menyerupai Bulan Ramadhan.) Tetapi kalau seseorang mau berpuasa beberapa hari di Bulan Rajab dan tidak berpuasa beberapa hari, maka itu tidak makruh. (Bulan-bulan utama) yang mulia (itu) ada empat (Dzulhijjah, Muharram, Rajab, dan Syaban).
Yang paling utama dari semua itu adalah Bulan Muharram sebagaimana penjelasan yang lalu dari Imam An-Nawawi. Ada ulama yang mengatakan bahwa yang paling utama adalah Bulan Rajab, yaitu pendapat penulis kitab Al-Bahr. Tetapi pandangan ini ditolak oleh Imam An-Nawawi sebagaimana uraian yang lalu, (Lihat Sayyid Muhammad Az-Zabidi, Ithafus Sadatil Muttaqin, [Beirut: Muassasatut Tarikh Al-Arabi, 1994 M/1414 H], juz IV, halaman 257), melansir dari islam.nu.or.id
Peristiwa Isra Mikraj
Bulan Rajab juga menjadi lebih istimewa karena tepat bersamaan dengan waktu perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Isra dan Mikraj itu berbeda, namun terjadi pada malam yang sama.
Isra ialah kisah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerussalem. Kemudian Mikraj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) guna mendapat perintah dari Allah SWT, yakni menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam.
Pada langit pertama, Rasullulah sempat bertegur sapa dengan nabi Adam sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanan. Nabi Adam membekali Rasulullah lewat doa supaya selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapi.
Kemudian di langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya. Seperti halnya pada langit pertama, Rasullulah disapa dengan ramah. Kedua Nabi terdahulu tersebut juga mendoakan kebaikan pada Rasullulah. Kemudian Rasullulah bersama Malaikat Jibril terbang lagi.
Langit Ketiga
Pada langit ketiga, Rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah SWT. Nabi Yusuf pun memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad. Selain itu memberikan pula doa kebaikan kepadanya.
Sesampainya di langit keempat Rasullulah bertemu Nabi Idris, manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah pada bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman. Diakhiri dengan pemberian doa dari Nabi Idris untuk beliau.
Lanjut ke langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun, sosok yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa berdakwah ke Raja Firaun dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Nabi Harun mendoakannya untuk senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatan.
Langit keenam
Langit keenam, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril bertemu Nabi Musa. Nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntun menuju kebenaran Illahi.
Perjalanan terakhir tepat di langit ketujuh. Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Nabi Muhammad pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha ialah sebuah pohon yang menandai akhir dari batas langit ke tujuh.
Bentuk sidratul Muntaha yang diceritakan oleh Nabi Muhammad, nampak seperti daun lebar telinga gajah, serta buahnya yang menyerupai tempayan besar yang kemudian berubah ketika Allah SWT datang. Akhirnya pertemuan Rasulullah SAW untuk memberi perintah wajib Salat yang awalnya 50 kali menjadi 5 kali dalam sehari.