10 Penyebab Sakit Perut Bagian Atas yang Harus Diberantas
Sakit perut bagian atas bisa menjadi pertanda adanya penyakit di dalam tubuh Anda. Sebab, perut bagian atas menjadi “rumah” dari berbagai organ penting, seperti lambung, limpa, usus, hati, pankreas, empedu, hingga ginjal.
Sakit perut bagian atas, apa saja penyebabnya?
Jika dibandingkan dengan penyakit seperti serangan jantung atau kanker, mungkin sakit perut bagian atas terdengar sepele. Padahal, sakit perut bagian atas juga harus ditangani secara serius untuk memastikan bahwa organ tubuh di baliknya aman dari segala gangguan.Mengetahui penyebab sakit perut bagian atas adalah kunci dari penanganan yang tepat. Berikut ini adalah penyebab sakit perut bagian atas yang perlu segera diberantas.1. Gas
Secara alami, gas akan timbul di dalam sistem pencernaan, seperti usus. Ketika gas sudah “menjajah” bagian perut bagian atas, maka akan ada perasaan tidak nyaman.Infeksi, virus, diare, ataupun sembelit bisa menyebabkan rasa tidak nyaman akibat gas, semakin parah. Gejalanya pun beragam, seperti:- Perut kembung
- Terasa seperti ada sesuatu yang bergerak di dalam perut bagian atas
- Bersendawa
- Diare
- Sembelit
2. Dispepsia
Dispepsia adalah bahasa medis dari gangguan pencernaan. Umumnya, dispepsia terjadi saat asam dalam lambung membludak, akibat mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung asam.Dalam kasus yang jarang terjadi, sakit perut bagian atas ini juga dapat disebabkan oleh naiknya asam lambung atau bahkan kanker lambung.Jika dispepsia muncul bersamaan dengan penurunan berat badan, berkonsultasilah dengan dokter untuk meminta bantuan.3. Gastritis
Gastritis atau peradangan pada dinding lambung bisa menyebabkan sakit perut bagian atas. Biasanya, gastritis akut terjadi akibat bakteri Helicobacter pylori. Sementara itu, gastritis kronis bisa disebabkan oleh penyakit Crohn, autoimun, alergi, virus, hingga sarkoidosis (peradangan yang menyerang banyak organ tubuh seperti paru-paru dan kelenjar getah bening).Dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab gastritis akut. Pada kasus gastritis kronis, dokter akan mencari tahu dulu penyebabnya, sebelum memberikan penanganan.4. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah infeksi usus dengan gejala kram perut, diare, hingga muntah. Selain menyebabkan sakit perut bagian atas, gastroenteritis juga bisa menimbulkan rasa sakit kepala, nyeri otot, dan tubuh lemah-lesu.Bagi beberapa orang, gejala gastroenteritis dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, berkonsultasilah dengan dokter untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
5. Nyeri otot
Nyeri otot juga bisa menjadi “dalang” di balik sakit perut bagian atas. Umumnya, nyeri otot dapat disembuhkan dengan pijatan lembut atau istirahat.Nyeri otot juga bisa ditangani dengan kompres dingin ataupun hangat. Namun, jika rasa nyerinya tak kunjung menurun, segera minta bantuan dokter.6. Apendisitis
Apendisitis atau radang usus buntu adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Selain menyebabkan sakit perut bagian atas, apendisitis juga bisa mengakibatkan usus buntu pecah.Pada fase awalnya, apendisitis akan menimbulkan rasa nyeri di bagian pusar. Setelah itu, rasa sakitnya menjalar ke bagian perut atas.Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menyembuhkan apendisitis dengan mengangkat usus buntu lewat prosedur operasi.7. Batu empedu
Penyebab sakit perut bagian atas selanjutnya adalah pembentukan batu empedu di kantong empedu. Batu empedu bisa memblokir saluran empedu, dan mengundang rasa sakit perut bagian atas, mual dan muntah, hingga rasa lelah.Dokter akan menanganinya dengan obat yang bisa menghancurkan batu empedu atau mengangkat kantong empedunya lewat prosedur operasi.8. Kanker
Berbagai jenis kanker ternyata dapat menyebabkan sakit perut bagian atas, sebut saja kanker hati, kanker kantong empedu, kanker pankreas, kanker lambung, hingga kanker ginjal.Munculnya tumor akibat kanker tersebut akan menyebabkan sakit perut bagian atas, perut kembung, hingga peradangan.Waspadai juga gejala seperti demam, penurunan nafsu makan, darah di feses atau urine, hingga turunnya berat badan.Untuk menanganinya, Anda bisa menjalani kemoterapi, terapi radiasi, hingga operasi.